Foto/Net 

nusakini.com - Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Mentan Andi Amran Sulaiman. Kementan telah berhasil  meningkatkan produksi pangan, kesejahteraan petani. Khususnya ketersediaan 10 pangan strategis di tahun 2017 serta memasuki bulan Ramadhan ini harga aman dan stabil.

"Hal lain, tahun 2017 Kementan berhasil mengangkat 6.069 Penyuluh Pertanian Lapangan se Indonesia menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil yang sebelumnya berstatus Tenaga Harian Lepas dan Tenaga Bantu,” kata Edhy Prabowo dalam Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian di Jakarta, Senin (12/6/2017).

Edhy menyebutkan terobosan kebijakan yang paling menakjubkan adalah dilakukannya refocusing anggaran dan bantuan kepada masyarakat petani meningkat signifikan dibanding tahun tahun sebelumnya serta dilaksanakan melalui upaya khusus (UPSUS), maka dampaknya terhadap peningkatan produksi sangat nyata.  Pada tahun 2015 dan 2016 meskipun Indonesia diterpa iklim ekstrim El Nino dan La Nina, produksi padi pada tahun 2016 mencapai 79,1 juta ton GKG meningkat 4,97% dibanding tahun 2015 sebesar 75,4 juta ton GKG atau meningkat 11,7% dibanding produksi tahun 2014 sebesar 70,8 juta ton GKG.

Begitu pun produksi jagung, lanjut Edhy di tahun 2014 hanya 19 juta ton, namun di tahun 2016 mencapai 23,2 juta ton. Produksi bawang merah di tahun 2014 hanya 1,2 juta ton, tahun 2016 naik menjadi 1,3 juta ton. Kemudian produksi berbagai komoditas lainnya seperti cabai, komoditasu protein hewani dan perkebunan mengalami kenaikan.

“Kami dari Komisi IV pun sangat mengapresiasi, bahwa mulai tahun 2016 sampai dengan saat ini Indonesia tidak impor beras, sementara impor jagung turun hingga 67 persen. Di tahun 2017 ini belum ada impor jagung,” sebutnya.

Edhy pun mengungkapkan ketersediaan pangan strategis menjelang lebaran tahun 2017 aman dan harganya stabil. Pengamanan ketersediaan, stabilisasi harga dan mengatasi spekulan, pemerintah melalui Polri telah membentuk Satgas Pangan. Salah satu kegiatanya yakni melakukan opetasi mendadak (SIDAK) ke pasar, gudang dan tempat yang diduga menjadi penimbunan pangan.

“Dengan kinerja Di bawah Menteri Amran ini, kami di Komisi IV DPR RI menerima usulan program dan anggaran  Kementan Tahun 2018 dan semoga terlaksana dengan baik,” tambah Edhy.

Sebelumnya Mentan Amran dalam paparannya  menyampaikan bahwa pada tahun 1984 Indonesia mengimpor beras mencapai 414.000 ton, sedangkan di tahun 2016 sampai dengan saat ini Indonesia tidak melakukan impor beras. Demikian juga jagung, sampai dengan saat ini tahun 2017 tidak ada impor. Kemudian bawang merah sudah berhasil diekspor.

“Kita melihat hasilnya bahwa di lapangan harga stabil, produksi melimpah sehingga harga bawang merah jatuh di harga standar. Kita berusaha mudah-mudahan cuaca bersahabat supaya semua komoditas pangan strategis bisa swasembada. Tapi ingat, dua tahun lalu ada La Nina dan El Nino, kita mampu bertahan bahkan tidak impor,” kata Amran.

Terkait Satgas Pangan, Amran menjelaskan dibentuk untuk mengatasipasi kartel. Menurutnya, dari seluruh komoditas pangan strategis hanya satu komoditas yang harganya mengalami kenaikan yakni bawang putih.

“Namun, saat ini di Surabaya harganya sudah turun Rp 20.000 per kilogram dari importir dan beberapa daerah pun harganya turun". pungkas Amran. (p/mr)